Indonesia memang selalu lekat dengan cerita rakyat, legenda, dan mitos yang ada hampir di setiap daerahnya. Tak terkecuali di Mandalika, Lombok, yang belakangan menjadi tujuan wisata favorit karena tengah dikembangkan oleh pemerintah secara intens. Di area ini, terdapat legenda Putri Mandalika, yang menjadi cikal bakal nama daerah ini.
Cerita ini sendiri sudah ada sejak lama, dan terus diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Selain sebagai penambah daya tarik wisata, cerita mengenai Putri Mandalika juga menyiratkan pesan sosial yang begitu mendalam, dan hingga kini nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan pada cerita ini menjadi pegangan masyarakat setempat.
Lalu bagaimana cerita legenda Putri Mandalika ini?
Putri Mandalika, Sosok Putri Kerajaan yang Baik Hatinya
Dahulu kala, di wilayah Lombok, berdirilah sebuah kerajaan besar dan makmur. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang sangat berwibawa, sangat peduli pada rakyatnya, serta memiliki kemampuan memimpin yang mumpuni. Tak heran, selama di bawah pemerintahannya, kerajaan tersebut menjadi salah satu kerajaan yang teramat makmur.
Sang raja kemudian memiliki seorang putri yang cantik jelita, yang diberi nama Putri Mandalika. Putri Mandalika sendiri tumbuh di lingkungan kerajaan yang berkecukupan, dan mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Singkat cerita, sang putri kemudian juga memiliki hubungan baik dengan seluruh rakyat kerajaan tersebut. Karena dibesarkan dengan nilai-nilai kemanusaan yang luhur, Putri Mandalika tumbuh jadi sosok wanita yang anggun, santun, menghormati orang lain, baik budinya, serta bersahabat dengan semua orang yang ada di kerajaan tersebut.
Kabar mengenai kecantikan paras dan hati sang putri kemudian sampai ke kerajaan-kerajaan sekitar, dimana tak lama setelahnya mulai muncul banyak lamaran dari pangeran atau bahkan raja-raja. Sontak hal ini cukup membuat keluarga kerajaan kaget, namun semua bisa dihadapi dengan baik.
Pada akhirnya, sang Putri Mandalika kemudian berniat mengumpulkan semua orang yang melamar dirinya, untuk menyatakan sikap yang akan diambil. Sang raja sudah berjanji, akan menyetujui apapun yang putrinya inginkan selama itu bisa membuatnya bahagia.
Sang raja kemudian mengundah setiap orang yang mengajukan lamaran, mulai dari bangsawan, pedagang besar, pangeran, hingga raja-raja, semua dikumpulkan di satu tempat. Tempat tersebut adalah Pantai Seger, yang nantinya akan jadi tonggak legenda cerita ini terjadi.
Waktu pengumuman tiba, semua telah berkumpul untuk mendengarkan keputusan sang Putri Mandalika. Putri Mandalika kemudian membuka pertemuan tersebut dengan sapaan lembut pada semua yang hadir, dan mulai membicarakan keputusannya.
Ia kemudian berpesan untuk semua yang hadir di tempat tersebut agar tidak membuat keributan atau pertikaian, serta menerima apapun keputusan sang putri. Semua yang hadir menyanggupinya, dan kejadian tidak terduga terjadi tepat setelah semua orang menyatakan setuju.
Putri Mandalika mendadak melompat, dan menjatuhkan diri ke laut dan deburan ombak. Sontak setiap orang yang hadir di sana segera turun dan menceburkan diri guna menyelamatkan sang putri. Namun bukan Putri Mandalika yang ditemukan, melainkan cacing-cacing panjang dengan warna beragam.
Dalam waktu singkat, semua menyadari bahwa Putri Mandalika telah mengambil keputusan besar untuk tidak memilih satu diantara mereka, dan jutsu memilih untuk menceburkan dirinya ke laut. Sejenak semua terdiam, kemudian memahami hal ini. Cacing-cacing tersebut dianggap sebagai jelmaan dari Putri Mandalika, agar semua orang bisa mendapatkan perhatian yang dimilikinya.
Legenda Cacing Nyale, Perwujudan Putri Mandalika
Hingga saat ini, momen tersebut masih terekam jelas dengan didirikannya monumen yang menggambarkan Putri Mandalika yang akan terjun ke laut. Terdapat juga festival yang bisa Anda ikuti, dengan nama Bau Nyale, yakni proses pencarian cacing berwarna-warni yang ada di pantai tersebut sebagai bentuk peringatan pada pengorbanan Putri Mandalika.
Festival ini sendiri menjadi satu bagian budaya masyarakat Mandalika, dan diadakan pada tanggal 20 bulan 10 menurut penanggalan suku Sasak. Hari tersebut diyakini sebagai hari dimana sang putri mengorbankan diri, dan hilang ditelan ombak serta menjadi cacing-cacing Nyale.
Legenda Putri Mandalika ini sendiri merupakan legenda daerah yang telah diyakini kebenarannya. Terus diceritakan dari generasi ke generasi, sedikit banyak cerita ini juga mengalami perkembangan. Namun intinya, adalah seperti yang diceritakan di atas tadi.
Bagaimana menurut Anda? Sangat menarik bukan legenda Putri Mandalika di atas? Jika Anda tertarik untuk mendapatkan versi asli legenda tersebut, Anda bisa berkunjung ke Mandalika sesegera mungkin. Tak hanya akan mendapat cerita versi terbaik, Anda juga berkesempatan berwisata di Mandalika dengan tema beragam. Mulai dari wisata edukasi, wisata olahraga, wisata alam, hingga wisata adat, semua tersedia di sana. Untuk informasi lebih lanjut, Anda bisa melihat artikel lain di situs resmi ini, Indonesia Travel.